Dialektika Perasaan

Putus, kata yang telah menunjukkan berakhir atau berpisah sebuah hubungan. Tapi bukan berarti cinta juga putus. 

Saya kira putus hubungan membuat kita tidak lagi saling berhubungan satu sama lain. Ternyata saya salah. Sampai sekarang cerita hubungan terus ada. 

Burung Merpati datang dalam mimpi saya, merpati itu tidak membawa pesan lewat surat tapi merpati cuman membawakan cermin yang besar. Saya mengambil dan melihat wajah saya, buruk, buruk sekali rupa saya. 

"Cermin dari siapa ini?" Tanya saya pada burung merpati dengan rasa penasaran.

"Dari mantan kamu", jawabnya.

"Mantan?", 

"Iya. Si In", jawabnya lagi. 

Setelah nama itu disebut saya langsung terbangun dari tidur dan mimpi yang semi buruk itu. 

Saya memulai dengan sebuah analogi yang menarik. Bercerita apa yang sebenarnya terjadi. Mimpi perspektif dari orang yang selalu benar. Saya menghargainya.

Mari kita mulai dialektika perasaannya.

****

Jika memang saya memiliki kelemahan dan kekurangan dan bahkan buruk di mata mu. Tapi cobalah untuk tidak bercerita ke teman mu. Sebab itu virus. 

Bencilah saya, dll kepada saya, Tapi janganlah kebencian itu ditebarkan ke orang lain. 

Saya tetap seperti orang yang kamu kenal, memiliki kelemahan, kekurangan. Tapi ingat, kau pernah bahagia bersama saya. 

Saya ingat betul ini dan Bagaimana perasaan saya saat kamu bilang "..........". 

Pantaskah saya disalahkan? Setelah saya merendahkan diri dan memohon semohon -mohonnya. Lalu hari ini saya dengar cerita yang lain. 

Saya tidak pernah menyalahkan mu. Saya akui kita berdua yang salah. 

Kita berdua sudah tahu kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tapi cobalah untuk tidak menceritakan kekurangan itu kepada orang lain. 

Jangan saling mencari pembenaran ditengah penderita saya dan kamu. Saya tahu kamu tidak suka orang seperti saya, saya tidak nakal, tidak berani, terlalu serius, banyak bicara, dll. Saya menghargai itu semua. 

Saya sangat menghargai mu sebagai perempuan, saudara sepupu, dan sebagai mantan. 

***

Sebenarnya apa yang diinginkan oleh mu? Kau sendiri yang bilang. Bahwa kau tidak bisa bersama ku. Kau manusia dan saya manusia. Bagaimana perasaan mu mendengar hal demikian? Tentu sakit. Kata yang penuh pengkhianatan. Tapi saya menganggap itu hanya alasan mu. Saya tidak pernah bilang kamu mengkhianati cinta saya, dan bahkan mengkhianati saya atau kamu penghianat. Kamu tetap menjadi teman terbaik saya, teman yang tidak mengkhianati saya, itulah yang saya yakini. 

*** 

Jika kamu melihat, kejujuran, merendahnya saya kepada mu, seriusnya saya dalam hubungan, dll yang kamu bilang kekurangan saya itu. 

Saya mau bilang, itu bukan kelemahan. Tapi itu adalah kekuatan saya, sebab kamu tidak akan bertemu orang seperti saya dalam hidup mu. Kecuali saya.

Ingat, Saya tidak selemah yang dipikirkan

*** 

Kamu sendiri yang bilang "Jika saya jatuh cinta pada orang lain, kamu menyuruh saya chat kamu", dan saya lakukan itu. Lalu apa yang saya dapatkan dari kamu. Kamu semakin menjauh.

Boleh saja kamu memblokir semua media sosial saya sebagai cara mu jauh tapi tidak pernah membuat pertemanan kita menjauh. Saya akan terus ada.

Mataram, 23 Desember 2021


Komentar