Ada Apa dengan Kisah Hidupku?

ilustrasi: Kompasiana.com
Aku lagi gabut. hahaha
Ku
awali tulisan pendek ini dengan sajak Anggun nan Rembulan dari sosok Inspirator
Mahasiswa Bidikmisi
“Kemiskinan
bukanlah persoalan yang dapat mematahkan miliaran mimpin, justru karenanya aku
berani bermimpi dan terus bermimpi”.
Kalimat
itu, kusebut hampir setiap hari. Ketika aku bertemu dengan beliau dibeberapa Event
lomba bidikmisi, membuatku seketika bertanya pada diriku “Aku ini apa? Dan
siapa aku yang sebenarnya?”. Aku bertanya seperti itu, karena aku tak
memiliki prestasi yang bisa membanggakan keluarga dan negara. Apa iya? Aku Cuma
menerima beasiswa untuk mengurangi beban orang tuaku? Sungguh bodoh jika
menjawab, iya. Tujuan beasiswa itu, untuk berprestasi bisa membanggakan
keluarga, masyarakat dan negara. Ingat! Tanggung jawab kita sebagai penerima
beasiswa bukan hanya pada orang tua saja, tapi masyarakat dan negara.
Saat
itu aku mulai menyadari, apalah arti beasiswa kalau diterima hanya untuk berfoya-foya
tanpa memberikan kontribusi dalam tanda (“). Tidaaak. Aku tidak mau bahas beasiswa.
Benar,
kemiskinan bukanlah permasalahan yang dapat mematahkan miliaran mimpi. Aku sangat
bersyukur bisa menjadi salah satu penerima bidikmisi. Kita juga harus berterimakasih
kepada Pak Beye, lewat program bidikmisinya sangat membantu miliaran anak-anak bangsa
yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu, seperti aku.
Aduh,
jadi lupa point yang harus ditulis. Ya, aku ingin menulis makna dari sebuah cerita.
Padahal kita sedang bercerita. Wkwkw
Di
akhir Desember 2019 aku sempat ke Jakarta. Sepulang dari Jakarta, aku sudah
berniat untuk menulis kisah Inspiratif pada acara Gebyar Mahasiswa Bidikmisi
Nusantara (Gembira) 2020, di Universitas Lampung. Tapi saat itu, belum sempat
kutulis, karena harus melanjutkan perjalanan menuju Bali, KKL Jurusan/Prodi.
Pada
tanggal 26-27 Januari, aku menyelesaikan karya kecil itu. Ya, aku memulai menulis
26 Januari setelah sholat Isya hingga 27 Januari, sekitar pukul 3 pagi, aku
telah selesai menulisnya. Maklum gak biasa nulis, so, lama. Karya kecil itu, aku
berniat untuk kirim dan diikutkan dalam Lomba Gembira, di Lampung.
Kubuka
Instagram, hanya ingin melihat info-info baru. Aku scroll ke bawa,
hingga pada poster lomba BM Fair ITB, sebuah lomba tahunan mahasiswa bidikmisi Institut
Teknologi Bandung (ITB). Lomba itu gratis dan khsusus mahasiswa bidikmisi
(Kisah Inspiratif). Aku ingin mengambil kesempatan kali ini. Mumpung gratis.
Hari
itu, ku selesaikan tulisan Cerita Inspiratif untuk dilombakan dalam acara BM Fair
ITB. Aku semangat menulis, karena lombanya gratis, biasanya aku ikut lomba harus
rela korbankan uang jajan dan kurangi porsi makan. Maaf ya mahhh
Pengumuman
kedua lomba tersebut, akan di umumkan pada bulan Maret 2020.
Pada
27 Februari 2020, aku berangkat ke Riau untuk mengikuti lomba debat di acara
Olimpiade PKn9, Universitas Riau. Banyak pengalaman yang inginku ceritakan tentang
Riau. Tapi lain kali aja, ya. Aku hanya ingin cerita tetang cerita pendek.
Setelah
menunggu satu bulan. Tibalah saatnya pengumuman lomba cerita Inspiratif di
acara Gembira, Universitas Lampung. Pengumuman lomba tersebut seharusnya pada tanggal 1 Maret.
Tapi karena perhitungan nilainya belum selesai, terpaksa pengumuman harus
diundur. Saat itu, aku sedang diperjalanan pulang ke Yogyakarta.
Setelah
pengunduran. Akhirnya pengumuman finalis lomba cerita inspiratif dirilis
pada tanggal 4 Maret. Dari 20 finalis, Alhamdulillah namaku masuk
sebagai salah satu finalis yang akan mengikuti lomba di Universitas Lampung. Saat
ini, Gembira terhambat karena corona dan Insyaa Allah akan dilaksanakan setelah
bumi ini sembuh. Lekas Sembuh Bumi. Aamiin. Kalian juga jaga kesehatan ya..
Di
bulan yang sama, pengumuman lomba BM Fari ITB akan diumumkan pemenangnya. Lomba Cerita
Inspiratif yang diikuti oleh 159 Kampus di seluruh Indonesia dan 808 peserta
mahasiswa penerima bidikmisi. Lomba BM Fair hanya mengambil 30 karya terbaik yang
akan dibukukan.
Atas
izin Allah, sang pemiliki kehidupan ini. Karya yang berjudul “Melukis Asa di
Sudut Negeri” Alhamdulillah masuk menjadi salah satu dari 30 karya
terbaik dalam lomba BM Fair ITB 2020. Setelah membuka hasilnya, aku kaget dan terheran-heran,
karena karyaku hanya ditulis apa adanya. Aku selalu menanyakan, kenapa kisah hidupku
masuk sebagai kisah yang inspiratif? Bahkan aku tidak percaya sama panitia. Tapi
entahlah, biarkan itu menjadi misteri dalam kehidupanku. Jika kalian baca kisahku, pasti merasa tak terinspirasi, merasa bosan de el el. Tapi takpelah, yang
penting aku dah berkarya, kan?. Hahaha
Lomba
Cerita inspiratif merupakan lomba pertama yang aku ikuti. Itulah yang membuatku
tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi dalam hidupku. Aku termasuk orang yang malu untuk
menunjukan tulisanku pada orang lain. Aku selalu tidak percaya diri, tapi aku
butuh kritikan. Aku sangat senang apabila ada orang yang jujur ketika membaca
tulisanku, lalu mengkritiknya.
Saat ini, usiaku bentar lagi menginjak 20 tahun. Aku cuma butuh tulisan empat halaman untuk
menceritakan semua kisah hidupku selama 19 tahun. Ya, lomba BM Fair persyaratannya
hanya empat halaman.
Ibrah yang bisa kita ambil. Latar belakang keluarga bukanlah alasan untuk kita berhenti dalam mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Kesuksesan dan kemuliaan tidak memandang siapa kita dan dari mana kita. Tapi kesuksesan dan kemuliaan hanya akan bisa didapatkan oleh mereka yang berbuat baik dan bermanfaat, serta yakin akan masa depannya. Apa iya? Aku bermanfaat dan baik? wkwkwk
Kita semua pasti akan merasakan masa-masa dimana kita terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Saat itu, orang-orang akan menghina dan tak lagi memperhatikan kita. Kesepian akan menghampiri kita. Kita akan berusaha untuk bangkit dan terus bangkit.
Aku
mengajak teman-teman yang memiliki permasalahan yang sama seperti saya, jangan
bersedih dan merasa kesepian. Sebab, kalian punya saudara, yaitu aku dan seluruh mahasiswa bidikmisi di Indonesia.
Perjalan
juang ini, akan terus berjalan sampai sang pemiliki kehidupan mentakdirkan kita
semua pada titik kehidupan yang sebenarnya.
Sampai jumpa!!!
Salam bidikmisi!!!
Komentar
Posting Komentar