Yang Hilang dari Mahasiswa
Akhir-akhir ini banyak sekali orang yang pernah berada di dunia akademik memiliki nalar berpikir yang dangkal. Analisisnya mentah dan tak dapat kita percaya.
Ini sebenarnya otokritik bagi saya dan orang-orang yang ada diruang akademik. Kemampuan berpikir kita masih kurang. Kita sekarang bermental validasi sehingga kita melupakan belajar berpikir yang baik dan benar.
Mental Validasi? Iyah. Mental yang ingin diakui. Kita berada di titik itu. Kita sebut aja mahasiswa. Saya sebagai mantan mahasiswa sering menemukan mahasiswa yang bermental validasi, dan mungkin berlaku juga bagi saya.
Validasi diri ini dapat kita lihat dari media sosialnya. Mereka memposting sesuatu yang keren, baik secara intelektualitas, aktivis, event organizer, dan kemampuan lainnya. Padahal sejatinya, mereka tidak seperti itu. Hanya modal postingan. Mental ingin diakui atau terlihat kadang membuat kita lupa pada hal yang esensial.
Dari hal demikian membuat kita jarang belajar, jarang upgrade diri dan hal lainnya yang membuat kita berkembang. Lahirnya kelompok seperti ini, bisa merubah pola pikir mahasiswa.
Hal paling mendasar yang harus diutamakan oleh mahasiswa adalah budaya akademik. Budaya akademik ini saya artikan sebagai kegiatan yang harus dibiasakan oleh mahasiswa, seperti membaca, menulis, diskusi dan termasuk aksi. Jika itu semua dijadikan budaya, saya membayangkan peradaban itu akan tumbuh kembali di ruang-ruang akademik. Karena saya mengamati itu mulai hilang.
Mari kita untuk terus belajar, jangan terlalu sibuk dengan Validasi. Orang yang sadar akan kemampuannya tidak membutuhkan itu.
Komentar
Posting Komentar