Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Hari Pertama Ramadhan

Gambar
Ilustrasi : Fath La MK Ramadhan kali ini, tak sepeti biasanya. Riuh suara tilawah setiap sudut kota dulu menjadi nada yang indah untuk menciptakan lagu-lagu anggun nan rembulan bagi seluruh alam. Kali ini kita mendapatkan keheningan malam, gelap tak bercahaya. Kota Jogja yang terkenal dengan istimewa sudah kehilangan ruhnya. Suara anak-anak ketika shalat tarawih sudah tak ada lagi, jadi kangen akan cerita bersama mereka. Mendongengkan cerita hanya ingin melihat mereka tertawa riang menikmati masa-masa kecilnya. Shalat sudah memiliki jarak, tak ada rapat seperti dulu. Semua telah berbeda, Tuhan. Ramadhan kedua kali saya jauh dari orang tua. Suara lembut ibu yang setiap malam membangunkan di kala lelap tidur tak terdengar lagi, suara itu hanya bisa dikenang oleh rasa, tak bisa di dengarkan oleh telinga. Seruan gembira menyambut bulan Ramadhan berubah, ada yang menulis hastag #TarawihdiRumahaja#Jangankeluar#JagaJarak dan banyak lagi hastag yang menarik. H...

‘Tanah Cita-Cita”

Gambar
"Tentang cita-cita yang harus diwujudkan" “Tanah Cita-Cita” Film produksi Pustekkom 2016. Film ini bercerita wajah Pendidikan di Bima. Film Tanah Cita-Cita tak hanya membahas soal Pendidikan, tapi ada selipan politik desa, tradisi atau budaya pacuan kuda, tenung khas Bima, serta banyak lagi hal yang diselipkan. Rayhan sebagai tokoh kepala sekolah merupakan salah satu pemuda yang pernah kuliah di Jakarta. Beliau bercita-cita akan Kembali mengabdi menjadi guru di Bima. Berbagi cerita, pengalaman, dan ilmu bersama anak-anak. Beliau mendedikasikan dirinya untuk memajukan Pendidikan di Bima. Pak Rayhan dalam memajukan Pendidikan di bantu oleh Cita yang berasal dari Jakarta. Sebagai pengajar baru, Cita merasa aneh dengan sistem Pendidikan di sekolah tersebut. “Bu, boleh saya bertanya? Bolehkah saya pulang? Saya harus latian berkuda, Bu!” Izin Bima, Ketika Cita pertama kali masuk mengajar di sekolah di Bima. Hal demikian, Cita merasa aneh dengan sistem seko...

"Nangi Dana Tambora"

Gambar
Foto : FB Rozali   Tambora namanya.... Sosok bertubu besar  Tinggi dan perkasa Tambora namanya.. Menggetarkan Bumi Menghalau cahaya Hujan debu dan Lahar panas Pilu, pilu dana Tambora. Sekitar  dua abab silam, letusan dashyat gunung Tambora menggemparkan dunia. Dalam tulisan Fahrurizki “Kesaksian Raja Sanggar saat Letusan Tambora”, bahwa letusan dahsyat gunung Tambora menelan dua kerajan Tambora dan Pekat lenyap di permukaan. Dari letusan tersebut telah memakan ribuan korban jiwa dalam beberapa jam saja. 2000 jiwa dari kerajaan Pekat meninggal dan 6000 jiwa di Tambora lenyap. Daerah sekitar Tambora yang berada di pulau sumbawa tertutup hujan abu. Fahrurizki (2019) Sumbawa, Dompu, dan Bima tertutup oleh hujan abu selama dua hari. Bahkan sultan Sumbawa meninggal dunia akibat dari udara yang sudah tekontaminasi oleh sulfur. Letusan gunung Tambora tak hanya berdampak pada kehidupan masyarakat sekitar, tapi telah melayangkan hujan abu di d...

"Apakah Hanya Sebatas Kepentingan Saja?"

Gambar
"Menyampaikan Pesan Langit untuk Bumi" Tiba-tiba aku ingin tulis surat pendek ini. Memang tak penting dibaca, apalagi ditanggapi. Dari awal kuliah, saya mencari wadah yang bisa membuat saya tetap menjadi manusia yang bisa menjaga nama baik madrasah. Hidup dilingkungan yang agamais, membuatku kaku dengan dunia baru. Ya, Sembilan tahun saya berada di madrasah. Saya menemukan wadah itu di di UNY. Inilah alasanku mengambil kuliah di UNY, walaupun hati masih berat untuk meninggalkan UIN, kampus islam yang saya di idam-idamkan waktu di MAN.     Tak ada Organisasi yang saya prioritaskan saat maba, selain Lembaga dakwah kampus. Saya mulai mengenal banyak kader LDK di fakultas, bahkan saking kainginan saya untuk bergabung, di awal mengikuti pusat informasi mahasiswa di fakultas saya sudah tertarik bergabung, bantu mereka beres-beres juga. Masuk LDK ada niatan yang kuat untuk mencari lingkungannya baik, tapi selain itu, karena ada pesan dari serorang mentor sa...

Bangku dan Meja Kenangan

Gambar
“Ada sejuta kenangan yang perlu kita cerita” Kadang kita perlu mengingat kembali segala rentetan peristiwa yang pernah kita lalui. Bukan saja pada saat kita senang, tapi juga pada saat kita sedih, terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Tak perlu pula kita tangisi berlebihan tentang kehidupan kita yang jahat. Karena sejahat apapun kisah hidup kita, itu akan tetap menjadi sastra hidup kita yang indah dikenang, menarik tuk dibaca, dan membuat kita tersenyum saat mengingatnya. Jikalau hidup ini seperti film atau buku, maka pada bagian yang menyedihkan dan tidak aku suka, aku bisa melewatinya, sayangnya hidup ini seperti Diary yang terbuka, apa yang aku rasakan dan apa yang aku jalani, itulah yang terjadi. Menulis kisah yang kita tahu bagaimana akhirnya.   Itulah kehidupan, kehidupan akan terus berjalan dan terus berjalan. Tugas kita hanya berpandang lurus kedepan tanpa mengabaikan kiri, kanan, dan lebih-lebih kebelakang. Setiap perjalanan hidup kita selalu a...

Lebih dekat denganku

Gambar
"Lahir di keluarga yang kurang mampu adalah takdir" Hallo teman-teman!  Sebelum kalian mengenal diriku lebih dekat, aku sedikit akan menceritakan tentang diriku.  Aku Fath, ya orang-orang sering panggil aku fath. aku lahir dari dua sosok manusia hebat, aku lima bersaudara, dan aku anak ke-empat. Aku lahir di desa kecil yang berada di bumi Kabupaten Bima, yaitu Desa Wora. Desa yang dikelilingi oleh bukit, belantara dan jauh dari kata maju. Masa kecilku lebih banyak di sawah. Sampai pada usia 10 tahun, aku masih tinggal di sawah, sebelum masuk SMP. Tinggal digubug kecil yang beralaskan bambu buatan sendiri, dinding dari daun kelapa, segalanya serba kekurangan, tapi tetap indah, hehe. Setiap hari hanya dengar suara binatang, melihat belantara, tanpa gedung, tanpan bisingan kendaraan, ya, hidup yang jauh dari kata peradaban. Itu sebabnya aku mengagumi sawah.  Lahir di keluarga yang kurang mampu, memang tidak pernah ada dalam bayangan kita semua. Tapi i...